The Fairy Tale
Written by : Alita Arifiana Anisa
(18/5/2012)
“Hun,bangun.. kita udah sampe.. “
kudengar suara berat itu lagi..disertai bunyi pintu terbuka. Owh, Arga membukakan
pintu mobil Ford-nya dan sekarang berdiri tepat disampingku sambil membelai
rambut yang baru ku bonding. Shit! Gimana mau bangun kalo malah dibelai-belai
gini..haha
“ I’m ready,hun..” jawabku singkat sambil
tersenyum seraya merapikan ujung dress pendekku yang terlipat.
“ Well, it’s the next destination,. Narra
Wedding.” Gumamku.
Tak lama kemudian aku, Naqila Winda
dan Arga mulai sibuk mencoba beberapa
setelan baju pengantin. Umm..mungkin ini sudah yang ke-13 dan yang paling
memukau. Ku tamati pantuan diriku di cermin kayu besar. Damn! It’s cool!
Dari belakang
kurasakan tangan Arga menyentuh pinggangku dengan lembut, perlahan memeluk
dengan sayang. Haduh..basah deh ni baju kean kringet grogi..hehe.” you’re so
pretty,hun..”.
Haduuhh..sudah
4 tahun berlalu dan aku masih saja tak mampu menemukan kata-kata yang tepat
untuk membalas jurus so sweet caliber SS (Super-super) 6000-nya. “ You too,
ga..”ucapku singkat..
“aku?? Pretty??” jawabnya dengan
muka aneh.
“ umm..bukan gitu..haduhh” gini deh
sekalinya coba mbales ketawan begonnya..” umm.. maksudku..” aku terbata..
“ Haha..kamu tetap manis meski lagi panic,
hun..” jawabnya sambil memamerkan gigi putihny yang rapi, ya iyelah..dokter
gigi,mamen… “aku tau maksudmu,sayang..” dia berbisik.. huff..atur
nafas..satu..duaa…tiga.. aku hampir selalu lupa bernafas setiap dia melakukan
adegan bisik bisik seperti ini.
***
“Kamu ingin kemana lagi?” Arga
memecah lamunanku. Perjalanan kembali dari Taipei menuju Zhong Lie memang
memanjakan mata dengan pemandangan indah.
“ Umm..mungkin meregang otot sambil
makan es krim..” jawabku asal-asalan.
“ Well.. I know the place u’ll love
to..”
U almost always know, things I love
to, argaa…dan setengah jam kemudian..
WAOW !! sejak kapan restoran mungil berjudul Side Walk yang
biasanya ada di ujung jalan kampus NCU (National Cental University) Zhong Lie ini ppindah kepinggir pantai yang Ya
Tuhaaaann..ini sungguh-sungguh-sungguh.. romantiiiiissss…. Hampir saja aku
meleleh sambil ternganga.. bagaimana tidak restoran favoritku pindah pinggir
pantai yang temapat favoritku juga? What the hell…bagaimana arga melakukannya? Aku
mulai curiga dia saudara kembar herkules yang tampan-gagah-dan setengah dewa itu.
“ hun..ini Side Walk..di pinggir
pantai…” ucapku pelan
“ Well..come on!” jawabnya sambil
menggamit tanganku,masuk ke Ruangan Side walk yang khas dengan dekorasi kayu
klasik dengan beberapa ruang privat yang nyaman.
“ Reservasi atas nama Arga Wijaya,..”
ucapnya dalam bahasa mandarin pada pelayan wanita berbaju unik yang sangat
hawwaii.
What? Reservasi? God… ini sudah
terencana…rasanya ingin ku peluk makhluk romantis type anugerah Tuhan versi
limited edition ini.
“New Zeland Ice Cream,sayang?”
tanyanya setibanya kita dimeja nomor 9 yang berada diberanda depan Side Walk,
tepat menghadap pantai yang mulai menggelap.
“ Yup,aways!” jawabku ceria.
“ Tak berubah.” Ucapnya sambil
tersenyum.
“ Waow.. ini keren sekali, ga..
sejak kapan ada side walk di tempat sekeren ini…’ aku masih asaja
terkagum-kagum..
“ aku membangunnya untukmu.” Jawabnya
singkat dan datar.
“ hah???? Kamu bercanda
yaa??membangun side walk?? Untukkku?” hampir saja aku mati kaku sambil berdiri
mendengar ucapannya yang sungguh mengagetkan. Bagaimana bias dia mengucap
kalimat keramat dengan sebegitu DATARnya..
“Iya,aku bercanda.” Jawabnya masih
dengan datar disempurnakan dengan cengiran kuda, khas arga.
“Oh, God..” tubuhku melemas,
kusandarkan tubuhku pada kursi kayu nyaman yang kududuki.
“ Kamu tidak benar-benar percaya
kan?” Tanya arga menggoda.
“ Tentu aku percaya padamu..”
jawabku dengan tampang memelas.
“ haha..aku tau sayang..” dibelainya
poniku yang berantakan tertiup angin senja.
“ New Zeland Ice Cream,,Green Tea
Ice Cream..” terdengar suara pelayan wanita mengantarkan pesanan kami.
“ Xie-xie.” Ucap kami nyaris
berbarengan. Dan tersenyum.
Kami pun menikmati cup Ice cream
masing-masing sambil terpana menikmati sunset yang sebentar lagi turun. Tanpa saling
mengucap kata. Tuhan,, ini indah sekali seperti di dongeng-dongeng jaman dulu. Menikmati
sunset dengan new zeland ice cream favorit ditemani calon suami setengah dewa.
Romantis sekali..
Matahari sudah menghilang,, suasana
beranda side walk sudah mulai dingin diterpa angin malam, dekorasi klasiknya
kini dilengkapi lampu-lampu lucu yang tak beritu terang,, redup menenangkan.
“ Sudah mulai dingin, mari pulang..”
aku menoleh ke arah arga yang…. APA?? Sedang berlutut tepat disamping kursiku.
“ Hhey,,apa yang kau lakukan?”
kataku terkaget-kaget setengah berbisik.
Dia menggamit tangganku, menciumnya
perlahan.. well,God..jangan biarkan dia merasakan tanganku yang mulai
berkeringat dan sedikit gemetaran..tolong..
“ Qila..will you marry me?” ucapnya
dengan super bin duper berkharisma.
Jangan meleleh.jangan meleleh,
jangan meleleh. Aku komat kamit dalam hati..
“ Qila…” panggilnya.
Tuhan..aku lupa harus mengucap
sesuatu..apa?apa?apa? ayoo.pikirkan. pikirkan. Pikirkan, qilaaaa…
Well, ini memang bukan kali
pertamanya Arga memintaku menjadi istrinya dengan cara romantis overdosis, dan
ini juga bukan pertama kalinya aku ingin sekali berrteriak bilang iya pada
dunia,, ini tepatnya sudah tiga kali dalam satu bulan ini.. dan aku masih belum
mampu menggerakkan bibirku dengan lebih cepat untuk menjawab. Parah.
Yang pertama ketika berapa di kampus
NCU tepat di Menara tepat orang-orang janjian berkencan, ditemani semilir angin
bukit yang menenangkan. Aku hanya mampu mengangguk saking kagetnya. Yang kedua di Chang Kai Shek Memorial Hall,
saat kami menikmati liburan akhir pekan dua minggu lalu, dia berteriak dari
ujung tangga memintaku yang masih berada dipelataran hall utama untuk menjadi
istrinya. Untung kau tidak pingsan ditatap ratusan pasang mata. Dan ini yang
ketiga, ditemani angin malam dan dekorasi klasik Side Walk..aku masih terdiam..
“ I do, arga,,, I do..” aku terbata.
“ I do want to be your wife..i do
want to be your bride,,I do want to enjoy my first night with you..i do want to
enjoy my rest of life with u, arga..i do..really do..” waow…jawaban terpanjang
sepanjang masa..
“ thanks hun..”
Dia menggenggam tanganku, dan
tangannya yang lain melingkarkan cicin emas putih manis di jari manisku. Lalu memelukku
sayang. Kurasakan tubuhku mulai tenang..untung tak pingsan gara-gara lupa
bernafas. Satuu..duaa..hirupp..lepass..hufff…
***
“Bangun,yank..oiiii..bangun,Qil..oiiii….!!”
samar-samar ku dengar suara arga..apa?? aku beneran pingsan? Ahh…malu-maluiiinn…pikirku
panic.
Well jangan panic..tenang..natural..
“ sumpah deh ni orang kalo dah
molor! Oiii…” ku dengar lagi suara arga.. sialan! Kasar banget ni orang..
Ku buka mataku..umm..kita dimana? Aku
dimana? Kog bau tofu?
“mampir makan dulu,nenek sihir..aku
lapar dan lelah mengemudikan mobil gemuk ini..kau malah enak-enakan tidur
sambil senyum-senyum.mau tidak?” rentetan kata-kata yang sungguh tak sopan
keluar dari mulut pria berbadan tegap didepanku.
Aku mengangguk.
Shit! Mimpi…
Yahh,,sudahlah..terima saja..duduk
dipinggir jalan sekitar Daxi Street, menikmati a cup of tofu bersama yah,,pacar
saya. Arga Wijaya yang memang tak se-romatis dalam mimpi. Ku liriknya dia yang
terduduk disampingku.
“ Apa? Sudah habiskan.” Ucapnya
singkat.
Huaaaa..aku mau tidur lagi ajaaaa..
“kenapa memelas seperti itu?”
tanyanya denga nada intrograsi.
Aku menggeleng..ingin rasanya ku
kirim kau ke alam mimpi selamanya, Arga-bukan-setengah-dewa!
“Sudah jangan cemberut, nanti
teruskan lagi tidurnya,perjalanan kita masih satu jam lagi,tenang saja.” Arga
meluncurkan kalimat yang lebih mirip serangaan nuklir bagiku.
Ini bukan tentang itu,bodoh,.
“Hei..malah melamun..” dia tak
henti-hentinya berkomentar.
Aku tidak melamun, gozilla! Aku sedang
mengucap mantra berharap kembali ke mimpi yang lebih mirip fairy tale itu
secepatnya. Kembali bersama arga yang setengah dewa !
Ku pejamkan mataku. Rileks, Qilaaa…tenang.
Kurasakan hangat pada ujung
tanganku. God..benarkah arga memegang tanganku? Deg.deg.deg. jantungku mulai
tak beraturan. Uia, jangan lupa bernafas..tariik..hembus..satuu..
“Kuah mu tumpah, bodoh!”
HAH??!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar