RE-A map of life :)

Minggu, 22 April 2012

cerita tentang sahabat


"Cerita Tentang Sahabat"

Written by : Alita Arifiana Anisa
22 April 2012
For the dearest best.best.best friend ever, I do gonna miss u. selamat berjuang!
 

                Pagi yang cerah menemaniku terduduk disudut sebuah kafe kecil di Bandara Adisucipto, Yogyakarta, menemani sahabat semasa sekolah menengah pertama yang sedang sibuk mengecek ini itu dalam tas kecilnya sambil bergumam tak jelas, tipe wanita labil, bersama seorang sahabat lain yang duduk manis membaca surat kabar dengan mata bulat yang bersembunyi dibalik kacamata kotaknya, wajah anak cerdas. Hari ini, aku dan Anna si wanita berkacamata mengantar sahabat labilku, Karina Putri Ramadhan, yang biasa ku panggil Karin berangkat menuju dunia barunya yang nun jauh di Turki. Sembari menunggu penerbangan ksana, aku terdiam memandang keluar jendela sambil tersenyum,  merasakan bangga yang luar biasa atas keberhasilan sahabat tersayang mewujudkan mimpinya, sungguh tadinya kukira itu hanya bualan.
                “Jangan mewek aja..sampai kapan mau ditangisin! Yang udah ya udah.. toh dia gak tau kamu nangis-nangis kayak gini..” ucapku emosi, menenangkan Karin yang menangis tak karuan dengan paksa.
                “ Tapi irish, moy,,irish..” jawabnya terbata.
                Ya.Irish adalah penyebab adegan FTV ini berlangsung di kamar Anna malam ini. Irish adalah pacar Karin yang tiga bulan yang lalu kupergoki selingkuh dengan adik kelasnya melalui percakapan polos yang tak terduga.
Sofie (adik kelas yang namanya disamarkan :D ) : Dateng ya ke promnight sekolahku,kak..
Aku : Siap,,aku punya banyak temen kog di SMAmu..
Sofie : Oya..siapa?
Aku : Kenal Irish ?
Sofie : Owh..dia kan pacarkuuu (dengan senyum bahagia tiada tara)
Aku : HAH?? (Jegeerrrrr! Berasa disamber petir)
Namun, sayang seribu sayang, kabar memesona itu gak bisa langsung aku sampaikan ke Karin, pasalnya dia sedang menempuh studi jenjang SMA di Kota lain dengan system asrama. Alhasil, barulah tiga bulan kemudian aku berbagi cerita. Dan sayang dua ribu sayang, malam ini, si actor antagonis bernama irish ketauan sudah pindah mengikuti ayah kandungnya yang bule ganteng itu ke Jerman, Eropa, yang nun jauuuh disana. Dan sayang sepuluh ribu sayang, si actor antagonis yang merangkap jabatan sebagai maling kelas teri itu ternyata sempat mencuri harta paling berharga Karin sebagai wanita. Tak heran seminggu belakangan ini Karina yang tersohor dengan keceriaan, kecerewetan dan kenorakannya berubah menjadi gadis cengeng tukang nangis.
                Kejadian dan sakit yang Karin rasain memang tak pernah hilang sampai sekarang, tapi kurasa air matanya sudah enggan keluar untuk alasan yang sama. Berbulan-bulan aku dan anna berusaha membuatnya kembali ceria, melupakan kisah tak nyaman yang pernah terjadi dengan motivasi positif ala Mario Teguh, tapi sepertinya motivasi negative memang lebih menggiurkan seperti biasa.
                “ Kalo gue jadi lo, mending gue belajar karate  atau taek kwon do, biar kalau suatu saat gue ketemu Irish, gue gebugin, tendang-tendang sama gue banting biar kapok dan minta ampun, daripada nangis-nangis gini..” ucapku suatu malam di kedai kopi dengan rumah Karin saat liburan.
                “ Iya,vin.. kita kan dah SMA nih sekarang, masa masih mau nginget inget jaman SMP..mendingan lo belajar ilmu sihir buat kirim santet ke Jerman”’ timpal Anna, yang sebutannya ku ralat, sudah bukan wanita cerdas, tapi wanita cadas.
                Dan dari sekian banyak motivasi yang kami kirim, jawabannya selalu sama..
                “ Kaliaan gak ngrasaaaain siiii… “
                Dan, tak lama kemudian..
                Mewek T.T
                Dan akhirnya setelah sekian lama sebuah jawaban berbeda muncul disaat kami sedang khilaf, kelelahan setelah asik main DDR disalah satu mall di Yogyakarta lalu ngedeprok di angkringan depan Kantor salah satu surat kabar.
                “ Gue susulin tu anak ke eropa. Lu pikir bisa pergi gitu aja tanpa penjelasan, gag pake maaf, gak pake pamit.,.@###%^&%*%$..!! “
                Ini baru Karin….pikirku.
                “ Lo dengerin ya,moy.. ane susulin tu bocah..gak ngerti gimana caranya pokoknya ane samperin!”
                Tadinya kukira itu hanya bualan. Tapi pagi ini setelah entah perjuangan macam apa yang dia lakukan, Karin berhasil membuktikan ucapannya. Lulus dari SMAnya, Karin meneruskan Kuliah di salah satu universitas swasta kenamaan di Semarang dengan jurusan yang tak tanggung-tanggung, Kedokteran gigi. Lagi-lagi aku sebagai sahabatnya meragukan kemampuannya yang sejak SMP bisa ku bilang pas-pasan,tapi pagi ini aku menyadari kesalahanku, Karin akan terbang ke Turki untuk melanjutkan studinya, Double Degree di Negara yang sangat dekat dengan Eropa, Turki, sebelumnya Karin telah menolak dua beasiswa studi lainnya ke Kanada dan Rusia, dengan alasan polos yang tak terduga, ‘Gak ada yang lebih deket dari Jerman ya…’, lagi-lagi karena Irish.
                “ Momooiiii…”
                “ Hah? Apa? Kenapa?” Lamunanku terbuyarkan suara cempreng Karin.
                “ masih hobi ngelamun lo yaa…15 menit lagi gue masuk nih..apa yaa yang kurang?” ucapnya.
                “ Bukan hobi, tapi keahlian..hehe. bukannya lo udah ngecekin satu-satu yaa…” jawabku.
                “paspor.” Ucap Anna singkat.
                “ Uiaaa,,dimanaa yaa..” Karin mulai ribet lagii..
                “ yang dari lo cek apaan sii, mpe paspor adja belum keitung?” jawabku sebel.
                Setelah keribetan tak berarti, karena ternyata paspor yang dicari sudah mapan di tas kecil lainnya, aku kembali membuka pembicaraan.
                “ Vin..sekolah yang bener..” Kataku.
                “ siap bos.” Ucap Karin sembari menunduk, ku lihat ekspresi tak biasa dari wajahnya.
                “ sekolah tu penting, walaupun perjuangan lo ini gara-gara nguber uber anak orang,, tapi gimana pun juga sekolah lo sama pentingnya.” Ucapku lagi.
                “ iya,” kudengar Karin terisak.
                “ Vin,,jaga diri.” Anna menimpali dan mulai ikutan terisak.
                “ gue takut, moy,,” ucapnya terbata.
                “ Takut apa?” jawabku.
                “ Takut ini semua sia-sia.. usaha gue, perjuangan gue, gimana kalau gue gak ketemu dia? Gue kan udah ninggalin orang-orang tersayang gue disini buat nemuin dia..” ungkapnya.
                “ makanya jangan bikin ini sia-sia..maksimalin sekolah lo, kalaupun lo nggak ketemu irish, lo bisa jadi dokter gigi terkenal sedunia, sapa tau ntar irish pasang behel di tempat lo..” jawabku setengah bercanda..
                “ jangan takut..tak aka nada perjuangan yang sia-sia” tambahku lagi.
                “ tumben lo pinter.” Ucap Anna.
                “ Masalah buat lo?” sergahku.
                “ Iya,moy..,tumben lo cerdas..” tambah Karin. 
                “ Sialan ya lo pada..gue lagi serius nih,,hargain donk” ungkapku..
                “ gue juga serius nih..lo pada mau nitip apa kalu gue ketemu dia?” Tanya Karin.
                Dengan sekejap forum melankolis yang serius dan mengharukan berubah menjadi suasana ala terminal yang ribut gak karuan.
                “ Banting!”
                “Tampar!”
                “ Cakaran maut!”
                “Kamehameha!”
                “ Tendangan si Madun!”
                “Smackdown!”
                Dan akhirnya, suasana seru itu harus di akhiri..
                …. Penumpang penerbangan internasional menuju turki diharapkan untuk memasuki ruang tunggu…
Kami pun berpelukan, merasakan kedekatan luar biasa, kerinduan yang membuncah meski perpisahan belum terlaksana, saling mengucap sayang bersama isakan, berbagi doa lewat air mata, dan mengucap selamat tinggal dengan terbata.
                “Gue pastiin semua pesenan kalian tersampaikan..see u, I do gonna miss u all..” ucap Karin.
                Ku iringi perjalanan Karin dengan air mata penuh doa,
                Sahabat, sungguh tak akan ada perjuangan yang sia-sia, sungguh segala energy yang kita keluarkan tak akan pernah hilang, mereka akan kembali, meski dalam waktu yang berbeda dan bentuk yang berbeda pula, sungguh tak pernah ada orang yang gagal sebelum ia berhenti berusaha, dan sungguh kamu adalah pemenang, meski tak berjumpa tuk membalas kecewa.
                Sahabat, tak terlukis bangga yang kurasa.. tak terbata kekaguman yang kupendam..
                I do gonna miss u

Tidak ada komentar:

Posting Komentar